5 Prinsip Luqmanul Hakim Mendidik Anak

d4356fe0-34ae-4e29-b6ad-02ce2ec4361d-631x390

Hidup ini sesungguhnya abadi selamanya. Hanya saja dunia yang ditempati sekarang tidak sanggup untuk berlama-lama menampung kita yang datang menumpang berteduh ,
akan tiba saatnya, harus pergi, meninggalkan dunia. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما لي وللدنيا؟، ما أنا في الدنيا إلا كراكب استظل تحت شجرة، ثم راح وتركها

“Buat arti dunia ini bagi saya?! Tidaklah saya hidup di dunia melainkan seperti orang safar yang sedang istirahat di bawah bayangan pohon kemudian dia pergi meninggalkan pohon tersebut.”

Ya benar-benar kita akan meninggalkan dunia, meninggalkan jasad yang Allah Azza Wa Jalla titipkan untuk nanti melanjutkan fase hidup di alam kubur, lalu bangkit dari kubur pun tetap hidup untuk melanjutkan perjalanan yang sungguh, sungguh sangat panjang dan melelahkan….semua untuk pulang menuju rumah masing-masing SURGA ATAU NERAKA.

di bumi yang nampak sudah tua, gunung-gunungnya sering batuk-batukan, tanahnya rapuh sering berguncang, sinyal bahwa dunia ini memang bukan rumah kita, berita ini sungguh menyedihkan terlebih bagi yang sudah kadung cinta dunia.

Namun kabar baiknya..di dunia inilah satu-satunya kesempatan yang Allah berikan pada hamba-Nya untuk mengumpulkan bekal, yang mana dengan bekal itu kita menentukan pilihan, hendak kemana kita pulang? Surga atau neraka…

Jika ayah bunda bertanya sebaik-baik bekal itu apa?
Jawabannya bukan di ujung langit, ini bukan seri dragonball…
Jawabanya ada dalam Al-Qur’an.
وتزودوا فإن خير الزاد التقوى.
Maka sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa.

Lantas definisi taqwa menurut salaf itu apa ya?

“Ialah taat ; melaksanakan perintah Allah dan Rasulnya, dan menjauhi larangan-laranganya, dengan amalan-amalan yang dzahir yaitu tampak dan amalan2 yang bathin yaitu tersembunyi…di tengah keramaian, maupun di dalam kesendirian”

selaras dengan maknanya secara bahasa yang berarti pelindung..maka taqwa yang merupakan ketaatan disertai keikhlasan adalah tameng penghalang antara kita dengan nerakanya Allah…semoga Allah matikan kita dalam keadaan bertakwa, Aamiin Ya Rabbal Aalamiin.

Ayah dan bunda, sbgmn ada bekal yang harus dibawa pergi, maka ada warisan yang mesti ditinnggalkan saat kita pergi meninggalkan dunia.

Warisan harta ada masanya untuk habis.
Adapun Warisan yang berupa anak kelak terus akan melahirkan keturunannya.

Kedua warisan ini tentu sangat kita cintai, haik harta maupun keturunan, namun cinta seperti apa yang kita tunjukkan? Apa dengan memberikan mereka, anak-anak kebebasan, menuruti segala permintaanya dengan alasan “asal mereka bahagia” lantas membiarkan berbuat semau mereka mengikuti arus-arus yang entah kemana muaranya…terlebih di zaman yang penuh fitnah ini, gempuran fitnah-fitnah begitu dahsyat menyeret banyak generasi menjauh dari agamanya…

Ayah dan bunda bisa jadi itulah sayang versi kita, namun maukah ku kabarkan sayang nya orang tua terhadap anak, versi Allah Azza Wa Jalla..?

Yuk tengok mushaf kita yang mungkin sudah berdebu sebab jarang dibuka krn dunia yang terlalu menyibukkan. disitu Allah Berkata:
{ یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِیكُمۡ نَارࣰا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَیۡهَا مَلَـٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظࣱ شِدَادࣱ لَّا یَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَاۤ أَمَرَهُمۡ وَیَفۡعَلُونَ مَا یُؤۡمَرُونَ }
[Surat At-Tahrim:]

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Itulah hakekat nya sayang keluarga yang Allah kabarkan, Allah yang menciptakan dan mengatur segala hal atas kita beserta seluruh alam.

Ayah bunda…Sayang anak, bukan hanya memikirkan bagaimana keselamatan mereka di dunia, namun mendidik mereka juga agar selamat di akhirat, selamat dari Adzab nya Allah,

Sayang Anak, itu bagaimana kita menanamkan prinsip-prinsip pokok agama sebagaimana pesan Ayah luqman pada anaknya, dengan prinsip agama, aqidah yang lurus itu anak mampu mengarungi dunia dengan segala keadaannya hingga selamat pula Akhiratnya.

Setidaknya ada 5 pesan Luqman yang Allah Abadikan dalam Firmannya :

  1. Tauhidkan Allah dan jangan menyekutukannya.
  2. setiap perbuatan pasti akan menuai balasan nya, entah perbuatan baik maupun buruk.
  3. dirikanlah shalat, Shalatlah yang menjadi pencegah antara kita dan perbuatan keji dan mungkar
  4. Janganlah bersikap sombong
  5. Bersikaplah tawaddhu, rendah hati terhadap siapapun.

Maka saat 5 prinsip ini jika benar tertanam dalam diri anak-anak kita, maka Hakikatnya kita sudah memiliki warisan tabungan yang kelak bisa menggandeng, menuntun kita untuk sama2 bersua di surganya Allah..

“Berkumpul di Dunia, bersama di surga-Nya”

Warisan ini lah yang kelak akan terus mengalir pahala meski kita telah mati tak mampu lagi beramal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengabarkan kepada kita:

“Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya” (H.R Muslim).