Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ikhtiar adalah alat dan syarat untuk mencapai maksud atau daya upaya. Selain itu, ikhtiar bisa juga berarti pilihan, pertimbangan, kehendak, pendapat, dan lainnya. Secara bahasa ikhtiar berarti memilih, sedangkan menurut istilah artinya adalah berusaha dengan sungguh-sungguh.
Mengutip dari ebook Keutamaan dan Rahasia Tawakkal oleh Nakhrawie AS, ikhtiar artinya berusaha. Umat Islam wajib hukumnya untuk berikhtiar dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara harfiah ikhtiar memiliki pengertian usaha yang sifatnya sungguh-sungguh dari seorang hamba untuk mendapatkan apa yang dikehendakinya dari Allah Swt. Orang yang melakukan ikhtiar berarti dia tidak bergantung kepada orang lain serta berusaha dan percaya bahwa setiap usaha yang sungguh-sungguh akan membuahkan hasil baik.
Pentingnya Ikhtiar
Tak hanya berikhtiar kemudian berdoa kepada-Nya. Allah SWT juga memerintahkan langsung kepada para hamba untuk bertawakal setelah ikhtiar dan doa melalui Surat Ali Imran ayat 159. Yang berbunyi:
“Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal”.
Melalui ayat di atas diketahui bahwa ikhtiar memiliki kaitan yang erat dengan berdoa dan tawakal kepada-Nya. Sehingga itulah cara terbaik untuk berikhtiar.
Nabi Muhammad SAW melalui sebuah hadits juga memberikan perumpamaan bagi orang yang berikhtiar dan berdoa kemudian bertawakal. Beliau SAW bersabda:
“Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad)
Cara Ikhtiar
Mengutip buku Pendidikan Agama Islam oleh Masan AF, terdapat adab yang harus diperhatikan ketika kaum muslim hendak berikhtiar. Berikut cara berikhtiar yang diajarkan oleh syariat:
- Setiap ikhtiar sebaiknya dimulai dengan mengucapkan Basmalah, “Bismillaahirrahmaanirrahiim”.
Yakinkan diri bahwa usaha yang dikerjakan adalah sesuatu yang diridhai Allah SWT, sehingga hasil dari ikhtiar tersebut akan halal dan berkah. - Lakukan ikhtiar dengan sepenuh hati agar setiap usaha yang dilaksanakan akan menjadi menyenangkan.
- Laksanakan ikhtiar dengan hati yang ikhlas sehingga apa yang diusahakan akan terasa lebih ringan.
- Pergunakan waktu sebaik-baiknya ketika tengah berikhtiar dan jangan menunda-nunda usaha hingga esok harinya.
- Terapkan disiplin dan komitmen saat melakukan ikhtiar supaya bisa konsisten
Jujur selama berikhtiar dan hindari kecurangan. - Setelah berikhtiar dengan maksimal dan dibarengi do’a kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh, maka sisanya kita serahkan atau bertawakal kepada-Nya.
Ikhtiar bisa diartikan usaha. Berikhtiar artinya berusaha. Bagi umat Islam, ikhtiar hukumnya wajib. Artinya semua orang Islam harus berikhtiar untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya. Kewajiban ikhtiar setidak-tidaknya dapat dianalogikan pada adanya perintah bekerja.
Islam memandang bahwa bekerja adalah sebuah kewajiban. Atas dasar ini, bekerja dinilai sebagai sebuah ibadah. Dalam sebuah hadis dijelaskan bahwa: “Pada suatu pagi Rasulullah sedang duduk-duduk bersama para sahabatnya. Tiba-tiba mereka melihat seorang pemuda yang bertubuh kekar, sehat, dan kuat. Pagi-pagi sekali pemuda tersebut sudah berangkat bekerja mencari rizki. Melihat pemuda tersebut ada sebagian sahabat yang berkomentar yang bernada mencemooh. Celakalah dia, alangkah baiknya jika ia memanfaatkan kekuatan tubuhnya dan usianya untuk mengabdi dalam perjuangan di jalan Allah (berperang)”. Mendengar perkataan sahabat seperti itu, nabi langsung bersabda:
“Jangan berkata seperti itu. Jika pemuda itu bekerja untuk mencukupi kebutuhannya sendiri sehingga ia tidak menggantungkan hidupnya kepada orang lain, maka itu berarti ia telah berjuang di jalan Allah. Jika ia bekerja untuk mencukupi kebutuhan orang tuanya yang sudah lemah atau untuk mencukupi kebutuhan anak-anaknya, maka itu berarti ia pun berjuang di jalan Allah. Kecuali jika ia bekerja dengan tujuan untuk persaingan dan mengunggulkan diri maka dia berada di jalan setan”.
Dari hadis di atas dapat disimpulkan bahwa bekerja adalah perjuangan. Bekerja mempunyai kedudukan yang sama dengan kedudukan “fisabilillah”. Dengan kata lain, bekerja itu sama kedudukannya dengan mensyiarkan agama Islam, berdakwah dan berjuang menegakkan kalimat-kalimat Allah. Bekerja adalah ibadah. Ia pun merupakan kewajiban. Bahkan dalam satu hadis Nabi secara tersurat menyatakan: “orang-orang yang bekerja dengan aturan-aturan yang benar, sesuai dengan ajaran Islam, jujur dengan pekerjaannya dan ikhlas dengan profesinya, kelak pada hari kiamat orang tersebut akan dikumpulkan dengan para shadiqin dan para syuhada”.
Inilah yang bisa kita tangkap dari sebuah hadis Nabi, “Pedagang yang jujur pada hari kiamat akan dikumpulkan bersama kaum shadiqin dan para syuhada”. (HR. Tirmidzi)
Betapa mulianya bekerja. Nabi sendiri mensejajarkan bekerja dengan shadiqin dan para pahlawan syahid yang gugur di medan laga membela agama Allah. Jika para syuhada’ kelak masuk surga tanpa adanya hisab, maka apakah tidak mungkin para pekerja yang jujur itu juga demikian?
Wallahua’lam! Yang jelas dalam beberapa hadis yang lain, seringkali Nabi memberikan nasehat kepada kita bahwa kedudukan bekerja itu benar-benar mulia, tidak hanya di mata manusia, dalam hal ini keluarga namun juga di mata Allah.
Bekerja sesungguhnya bukan saja merupakan kewajiban, namun juga kebutuhan. Darimana manusia dapat memenuhi kebutuhan dasarnya itu?. Tentu hanya dengan bekerja, bukan dengan cara menunggu turunnya rizki dari langit yang langsung berupa paket instant. Perlu disadari juga bahwa Allah memberikan rizki-Nya bukan dalam bentuk jadi, melainkan melalui satu cara yang harus dilakukan manusia, yakni ia harus berupaya, berusaha, dan bekerja untuk meraihnya.
Manfaat Ikhtiar
Ikhtiar memiliki manfaat dan dampak positif apabila seorang muslim yang senantiasa melakukannya. Berikut beberapa manfaat ikhtiar.
1. Mandiri
Seseorang yang berikhtiar adalah pribadi yang mandiri sebab tidak bergantung kepada orang lain dan lebih senang senantiasa berusaha dengan dirinya sendiri terlebih dahulu.
2. Menghargai Usaha
Dengan berikhtiar, kita juga lebih mudah dalam menghargai usaha sendiri.
3. Mendapatkan Rezeki
Nabi Muhammad SAW melalui sebuah hadis juga memberikan perumpamaan bagi orang yang berikhtiar dan berdoa kemudian bertawakal. Nabi Muhammad Saw bersabda: “Seandainya kalian betul-betul bertawakal pada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi pada pagi hari dalam keadaan lapar dan kembali sore harinya dalam keadaan kenyang”. (HR. Ahmad)
4. Yakin bahwa Allah pasti akan Menolong hamba-Nya yang mau Berusaha
Bahkan Allah SWT lewat kalam-Nya juga memberi jaminan kepada para hamba yang berikhtiar dengan sungguh-sungguh. Dalam Surat An-Najm ayat 39-42, Dia berfirman:
“Bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, bahwa sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian dia akan diberi balasan atas (amalnya) itu dengan balasan yang paling sempurna, bahwa sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)”.
Demikian, ikhtiar menjadi salah satu sikap yang perlu umat Islam miliki. Selain itu, dengan ikhtiar pula Allah SWT menjamin bahwa para hamba akan mendapatkan apa yang diusahakannya.