Dikutib dari penjelasan Imam An-Nawawi dalam kitabnya Attibyan fi Khamalatil Qur’an. Pada Bab ke-7 pengajar Al-Qur’an dan pelajarnya yang diterjemahkan Zaid Husein Alhamid. Pasal: Seorang guru harus memberikan nasehat bagi mereka, karena Rasulullah Saw. bersabda:
الدِّينُ النَّصِيْحَةُ لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَ لأَئِمَّةِالْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ.
Artinya: “Agama itu nasehat, bagi Allah, kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin muslimin dan orang awam di antara mereka.” (HR. Muslim).
Termasuk nasehat bagi Allah Ta’ala dan kitab-Nya ialah menghormati pembaca Al-Qur’an dan pelajarnya, membimbingnya kepada maslahatnya, bersikap lemah lembut kepadanya dan membantunya untuk mempelajarinya sedapat mungkin serta membujuk hati pelajar di samping bersikap mudah di waktu mengajarinya, bersikap lunak kepadanya dan mendorongnya untuk belajar.
Hendaklah ia mengingatkannya akan keutamaan hal itu untuk membangkitkan kegiatannya dan menambah kecintaannya, membuatnya zuhud terhadap kesenangan dunia dan menjauhkan dari kecondongan serta mencegahnya agar tidak terpedaya olehnya.
Seorang guru hendaklah mengingatkan dia akan keutamaan menyibukkan diri dengan mengkaji Al-Qur’an dan ilmu-ilmu syar’iyyah lainnya. Itu adalah jalan orang- orang yang teguh dan arif serta hamba-hamba Allah yang saleh, dan itu adalah pangkat para nabi semoga salawat dan salam Allah tetap atas mereka.
Hendaklah guru menyayangi muridnya dan memper- hatikan kemaslahatan-kemaslahatannya seperti perhatiannya terhadap maslahat maslahat anak dan dirinya.
Dan hendaklah murid itu diperlakukan seperti anaknya sendiri yang harus disayangi dan diperhatikan akan kebaikannya, sabar menghadapi gangguan dan kelakuannya yang buruk. Dan memaafkan atas kelakuannya yang kurang baik dalam suatu waktu, karena manusia cenderung berbuat kesalahan dan tidak sempurna, utamanya bila masih kecil.
Patutlah guru menyukai kebaikan baginya sebagaimana ia menyukai kebaikan bagi dirinya dan tidak menyukai kekurangan baginya secara mutlak sebagaimana ia tidak menyukai bagi dirinya.
Kami telah meriwayatkan dari Abu Harun Al Abdi, ia berkata: “kami mendatangi Abu Said Al-Khudri r.a., lalu ia berkata, ‘Selamat datang dengan wasiat Rasulullah Saw. Sesungguhnya Nabi Saw. bersabda:
إِنَّ النَّاسَ لَكُمْ تَبَعٌ وَأَنَّ رِجَالاً يَأْتُوْنَكُمْ مِنْ أَقْطَارِ الْأَرْضِ يَتَفَقَّهُوْنَ فِي الدِّيْنِ، فَإِذَا أَتَوْكُمْ فَاسْتَوْصُوا بِهِمْ خَيْرًا.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang akan mengikuti kalian dan ada orang-orang yang datang kepada kalian dari berbagai penjuru bumi belajar ilmu agama. Apabila mereka datang kepadamu, berwasiatlah kalian kepada mereka dengan baik.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah dan lainnya). Kami riwayatkan semacam itu dalam Musnad Ad-Daarimi dari Abu Darda’ r.a.
Sebagai seorang pendidik atau guru memberikan nasihat yang bisa membangun semangat dan kesadaran yang didik sangat perlu dilakukan. Serta memperlakukan murid sebagaimana memperlakukan anak sendiri, yaitu memberikan yang terbaik, memaafkan kesalahan dan hal buruknya. Semoga apa yang telah disampaikan diatas dapat meningkatkan kualitas kita sebagai seorang muslim, dan lebih utama sebagai seorang pendidik.
4 responses to “Pentingnya Seorang Guru dalam memberi nasihat kebaikan kepada muridnya.”
-
Guru juga harus belajar dan up grade ilmu… supaya bisa lebih baik lagi
-
Barakallah ustadz🤲
-
MasyaaAllah
-
Sangat bermanfaat 😀
Leave a Reply