
Adab sering disebut dengan ta’dib, yang artinya pelatihan atau pembiasaan. Istilah ini berasal dari kata dasar “aduba-ya’dubu” memiliki makna melatih dan mendisiplinkan diri untuk berperilaku sopan dan baik. Sedangkan kata kerja ta’dib yang artinya mendidik, melatih, memperbaiki, mendisisplin, dan memberi tindakan. Adab segala perkara yang baik serta kecakapan seseorang dalam menangani segala suatu. Imam Malik mengatakan jika adab lebih tinggi dari ilmu, sehingga dapat dikatakan jika seseorang tidak memiliki adab maka ilmunya tidak akan berkah dan bermanfaat. Oleh karena itu, jika seorang santri ingin mendapatkan keberkahan ilmu pengetahuan dari gurunya, maka dari itu harus ta’dib dan harus memuliakan gurunya.
Menurut al-Attas, secara etomologi (bahasa) adab berasal dari bahasa Arab yaitu addaba yuaddibu ta’dib yang diterjemahkan oleh al-Attas sebagai mendidik atau pendidikan. Dalam kamus Al-Munjid dan Al-Kautsar, adab dikaitkan dengan akhlak yang memiliki arti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat sesuai dengan nilai-nilai agama Islam. Sementara itu adab diterjemahkan sebagai ethicos atau etos dalam bahasa Yunani, yang berarti kebiasaan, perasaan batin, atau kecenderungan hati untuk melakukan tindakan, kemudian etika berkembang dari etos.
Menurut pandangan saya ajaran agama hal utama pembentukan adab tentunya pendidikan agama yang menjadi fondasi dalam kehidupan manusia sehari-hari dan juga sebagai bekal untuk kehidupan kita kelak di akhirat. Tidak perlu heran jika agama dapat memberikan pengaruh terhadap adab seorang manusia. Adab dan ilmu adalah sahabat karib. Jiwa manusia tidak akan berkembang dengan baik tanpa adab karena adab adalah proses mensucikan jiwa dan memperoleh ilmu. Adab sekaligus dipandang sebagai pendekatan pengajaran. Adab sebagai metodologi jelas terkait dengan agama yang “dilayaninya”, khususnya Islam.
Salah satu ulama besar di Indonesia yaitu K. H. ,melalui ilmu serta kesawaban ajarannya. Beliau mendapat gelar hadratusyaikh. K. H. Hasyim Asy’ari selalu konsisten dalam mengusung ajaran Ahlussunnah wal Jamaah yaitu pemahaman agama yang meyakini teologi al-Asy’ariyah dan al-Maturidiyah. K. H. Hasyim Asy’ari lahir pada hari Selasa, 24 Dzulqa’dah 1287/14 Februari 1871 di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Ayahnya bernama K. H. Asy’ari dan Ibunya Ny. H. Halimah. Ayahnya merupakan pendiri Pesantren Keras di Jombang, keturunan dari Abdul Wahid dari Tingkir. Sedangkan kakeknya bernama Kyai Usman adalah kyai terkemuka dan pendiri Pesantren Gedang yang didirikan sekitar abad ke-19. K. H. Hasyim Asy’ari mempunyai 10 saudara yang bernama Nafi’ah, Ahmad Saleh, Radiah, Hassan, Anis, Fatanah, Maimunah, Maksum, Nahrawi, dan Adnan.
Menurut K.H Hasyim Asy’ari adab terhadap guru sebagai berikut: 1) Seharusnya seorang santri memperhatikan dengan mendalam, kemudian melakukan shalat istikharah, kepada siapa ia harus mengambil ilmu dan mencari bagusnya budi pekerti darinya, 2) Bersungguh-sungguh dalam mencari seorang guru, 3) Santri haruslah mengikuti terhadap gurunya dalam segala hal dan tidak keluar dari nasehat dan aturannya, 4) Haruslah seorang santri memandang gurunya dengan pandangan bahwa dia adalah sosok yang harus dimuliakan dan dihormati dan berkeyakinan bahwa guru itu mempunyai derajat yang sempurna, 5) Hendaknya santri mengetahui hak kewajibannya kepada gurunya dan tidak pernah melupakan jasa-jasanya, serta selalu mendoakan kepada gurunya baik ketika beliau masih hidup atau setelah wafat, 6) Santri harus bersabar atas sifat keras seorang guru dan jelek budi pekertinya, hendaklah hal tersebut tidak menjadikannya lantas meninggalkan gurunya, bahkan ia harus mempunyai keyakinan bahwa gurunya itu mempunyai derajat yang sempurna, dan berusaha sekuat tenaga untuk mentakwili semua perbuatan yang ditampakkan gurunya yang benar adalah sebaliknya, dan atas penta’wilan yang terbaik, 7) Janganlah seorang santri masuk menemui guru di luar ruangan umum, kecuali dengan seizin gurunya, baik gurunya sedang sendirian maupun bersama orang lain, 8) Haruslah duduk bersama guru dengan penuh etika, 9) Seorang santri harus berbicara dengan sebaik-baiknya kepada sang guru, 10) Seorang santri ketika guru menyampaikan suatu permasalahan, suatu faidah, menceritakan hikayah, atau melagukan syi’ir, maka hendaknya didengarkan dengan penuh khidmat, meski murid sudah hafal atau sudah pernah mendengar penjelasan gurunya, pelajar harus mendengarkan dengan penuh riang gembira dan penuh antusias, mendengarkan layaknya orang yang baru pertama kali mengetahuinya, 11) Hendaknya santri tidak mendahului atau membarengi sang guru untuk menjelaskan permasalahan atau menjawab sebuah pertanyaan, dan yang terakhir 12) Ketika guru memberinya sesuatu, maka hendaknya menerima dengan tangan kanan.
Berdasarkan penjelasan adab terhadap guru dapat disimpulkan bahwa pentingnya sebuah penghormatan terhadap seorang pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmu kepada muridnya. Dalam Islam, guru memiliki kedudukan yang sangat mulia karena melalui merekalah ilmu ditransfer dari satu generasi ke generasi berikutnya. Guru adalah perantara untuk memahami ajaran agama dan kehidupan. Oleh karena itu, menjaga adab terhadap guru adalah kewajiban bagi setiap murid sebagai bentuk penghormatan kepada ilmu yang mereka bawa.
Sumber:
Muhammad Ridwan, “Konsep Tarbiyah, Ta’lim dan Ta’dib dalam Al-Quran”, Nazhruna: Jurnal Pendidikan Islam, (Vol. 1, No. 1, tahun 2018), hlm. 44
Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama: Biografi K.H. Hasyim Asy’ari, (Yogyakarta: PT. LkiS Printing Cemerlang, 2000), hlm. 16-18.
Ali Erfan Baidlowi, M., Etika Guru dan Murid Terjemah Kitab Adabul ‘Alim Wal Muta’allim Karya Hasyim Asy’ari, Mihrab: 2017
Penulis : Dewi Misbakhatul Muniroh, S.Pd.
Editor : Sahmadi, S.Sos.
Penyunting : Dina Fanny Firila, M.Pd.
6 responses to “Adab Santri terhadap Guru menurut K. H. Hasyim Asy’ari”
-
Semoga kita mnjd santri yg bisa menunaikan adab kpd guru. Dan sbg guru smg bisa menjadi guru yg bisa memberikan teladan kpd santri.
-
masyaallah sangat menambah ilmu tentang adab ✨
-
Alhamdulillah dapat ilmu tambahan tentang adab
-
MaasyaAllah..Adab nomor satuuuu
-
Al Adab qobla al ‘Ilmi
-
Ma sya allah, informasi yang sangat bermanfaat sekali..
Leave a Reply to Anonymous Cancel reply